Minggu, 25 Agustus 2019

Artikel : Penyelesaian soal Hotsmath


PENYELESAIAN SOAL HOTSMATH DENGAN PBL



Tantangan abad 21 menjadi berat karena perkembangan dunia yang sangat cepat dan dinamis. Untuk meraih kesuksesan, maka peserta didik wajib dibekali dengan kemampuan softskill, yang salah satunya adalah berpikir kritis dan penyelesaian masalah. Pembelajaran hendaknya mampu menghubungkan masalah kontekstual kekinian, sehingga adanya kedekatan masalah nyata dengan peserta didik akan membuat peserta didik menyadari pentingnya menggunakan kemampuan bernalarnya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Oleh karenanya perlu dikembangkan instrumen untuk mengukur keterampilan berpikir yang tidak sekedar mengingat, memahami dan menerapkan kompetensi yang didapat (kognisi level satu dan dua) , namun perlu diajarkan kemampuan berpikir kritis dan logis. Instrumen ketrampilan berpikir kritis logis ini (kognisi level tiga) seringkali disebut dengan Higher-order thinking skills (HOTS). Salah satu ciri soal HOTS adalah bukan soal yang rutin, sehingga penyelesaiannya tidak menggunakan hafalan langkah penyelesaian, tetapi menggunakan penalaran. 
Beberapa soal pada Ujian Nasional Matematika SMA tahun 2018 telah mengembangkan keterampilan bernalar. Keterampilan yang bisa jadi belum terbiasa dilatihkan Guru sehingga UN 2018 menimbulkan keluhan dari banyak peserta ujian. Mari kita lihat salah satu soal tersebut terkait dengan bahasan barisan geometri. Setiap tahun harga jual tanah di sebuah komplek perumahan mengalami kenaikan 25% dari tahun sebelumnya, sedangkan harga jual bangunannya mengalami penurunan 10% dari tahun sebelumnya. Harga jual sebuah rumah (tanah dan bangunan) di komplek tersebut saat ini adalah 490 juta rupiah dengan perbandingan harga jual tanah terhadap bangunan adalah 4:3. Tentukan harga jual rumah tersebut 10 tahun mendatang.  
Soal tersebut bukan soal rutin. Soal UN sebelumnya hanya membahas satu aspek saja. Harga tanah saja atau harga bangunan saja, tetapi di UN 2018 ini, selain menyangkut dua aspek yaitu tanah dan bangunan, ditambahkan aspek lain yaitu perbandingan keduanya. Pendekatan dengan Problem Based Learning (PBL) akan sangat membantu menyelesaikan soal HOTS.
Karakteristik PBL (http://guraru.org/guru-berbagi/apa-itu-problem-based-learning/) yang pertama adalah  belajar harus dimulai dengan permasalahan, ini sudah sejalan dengan ciri soal HOTS, kedua memastikan bahwa masalah tersebut berhubungan dengan dunia nyata. Kita lihat soal UN di atas, masalah jual beli adalah hal yang sering dijumpai. Ketiga, mengorganisasikan pelajaran seputar masalah, guru membimbing peserta didik mengorganisasi konsep – konsep yang dibutuhkan yaitu konsep suku ke-n barisan geometri dengan rasio lebih dari satu untuk masalah tanah dan rasio kurang dari satu untuk masalah bangunan. Disamping itu juga konsep perbandingan sehingga diperoleh harga saat ini untuk masing – masing aspek. Perlu kehati – hatian ketika menentukan suku pertama dari masalah tersebut terkait kalimat 10 tahun mendatang  pada soal. Keempat, memberikan tanggung jawab yang besar kepada peserta didik dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajarnya. Guru harus menahan diri untuk tidak menuangkan pengetahuan ke peserta didik, karena kepala mereka bukanlah wadah kosong. Pengajaran bukan merupakan penumpukan memori, tetapi rangkaian konsep- konsep yang saling terhubung, dan agar efektif peserta didik berdiskusi dalam kelompok – kelompok kecil. Namun demikian, guru harus waspada ketika peserta didik tampak frustasi karena belum mampu memecahkan masalah sehingga justru kontraproduktif dengan terbuangnya waktu. Pada titik ini, guru harus mampu memberikan kail yang lain agar peserta didik tetap mampu menangkap ikan sendiri. Tahap terakhir, setiap peserta didik harus mampu mengkomunikasikan hasilnya, untuk selanjutnya hasil tersebut dikritisi oleh teman atau guru.
Melatih peserta didik secara terus menerus dalam pemecahan masalah sejalan dengan pendapat Jerome Bruner (http://digilib.uinsby.ac.id/8078/5/Bab2.pdf) bahwa orang yang berpengetahuan itu sebagai seseorang yang terampil dalam memecahkan masalah, artinya yang bersangkutan berinteraksi dengan lingkungan dalam menguji hipotesisnya dan menarik kesimpulan secara umum atau melakukan generalisasi. Karena itu, tujuan pendidikan seharusnya terjadinya perkembangan intelektualitas. Selanjutnya, tugas kurikulum adalah mendidik pengembangan penyelidikan (inkuiri)  serta penemuan (discovery). Hal ini harus berhasil dilaksanakan, tidak semata agar tidak terjadi lagi peserta ujian yang mengeluhkan soal UN, namun juga siap menghadapi tantangan abad 21.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Tugas Proyek Statistika